Dongeng Petualangan si Kancil
Kategori | Buku Anak |
Stok | Ready |
Di lihat | 1245 kali |
Berat(/pcs) | 0.5 Kg |
Harga | Rp 66.000 110.000 |
Anda Hemat | Rp 44.000 (40.00%) |
Kategori | Buku Anak |
Stok | Ready |
Di lihat | 1245 kali |
Berat(/pcs) | 0.5 Kg |
Harga | Rp 66.000 110.000 |
Anda Hemat | Rp 44.000 (40.00%) |
Dongeng Petualangan si Kancil
Dongeng Petualangan si Kancil. DALAM dongeng binatang di Indonesia, kancil adalah tokoh terpopuler. Cerita Kancil sudah lama ada dalam masyarakat Jawa, bahkan sebelum ada tradisi tulisan. Cerita Kancil sering dijadikan sarana pengajaran bagi anak-anak.
“Tokoh binatang cerdik licik ini di dalam ilmu folklor (cerita rakyat) dan antropologi disebut dengan istilah the trickster atau tokoh penipu,” tulis James Danandjaja dalam Folklor Indonesia.
Menurut Sir Richard Windsted dalam A History of Classical Malay Literature, pada abad II SM pada suatu stupa di Barhut Allahabad India terukir adegan-adegan dongeng binatang, berasal dari cerita agama Budha, yang dikenal sebagai Jataka. Dongeng binatang ini kemudian menyebar ke luar India; ke arah barat menuju Afrika serta ke timur menuju Indonesia dan Malaysia bagian barat.
Dongeng si Kancil, tulis R.B. Dixon dalam The Mythology of All Races: Oceanic, terdapat di daerah-daerah di Indonesia yang mendapat pengaruh kuat Hinduisme dan erat hubungannya dengan kerajaan Jawa Hindu dari abad ke-7 sampai abad ke-13.
Hipotesis Dixon, menurut James Danandjaja, diperkuat dengan fakta bahwa dongeng si Kancil juga terdapat di negara-negara Asia Tenggara lainnya, yang punya hubungan erat dengan kebudayaan Hindu. Sayangnya, dia tak menjelaskan kenapa dongeng Kancil dapat hidup sampai berabad-abad, atau apa fungsinya sebagai ungkapan kebudayaan dalam masyarakat-masyarakat yang berbeda.
Dongeng Petualangan si Kancil. Kendati telah lama menjadi folklor yang dituturkan secara lisan, kisah si Kancil baru dibukukan pada abad ke-19. “Semua versi cerita kancil berbahasa Jawa, ceritanya dapat dilihat sebagai suatu siklus yang menceritakan seluruh riwayat hidup sang Kancil sejak lahir sampai meninggalnya,” tulis T.E. Behrend dan Titik Pudjiastuti dalam Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 3-A.
Versi cerita Kancil tertua adalah Serat Kancil Amongsastra karangan Kyai Rangga Amongsastra, penulis Kadipaten selama pemerintahan Pakubuwono V di Surakarta, yang dikarang pada 1822. Atas usaha Dr W. Palmer van den Broek, serat tersebut dicetak pada 1878. Buku induk lain dongeng si Kancil diterbitkan G.C.T. van Dorp di Semarang pada 1871. Cerita Kancil ini lebih dikenal dengan Serat Kancil van Dorpkarena tak diketahui penulisnya.
Penyusun : Anita Bahar, SS.
Penerbit : Chivita Books
Tahun Terbit : 2017
Ukuran : 19 x 26 cm
Halaman : 56 hal
Jilid : Bending
Harga : 11.000
Kategori : Cerita Anak